SISTEM EKONOMI PASAR SOSIAL
Sistem ekonomi pasar sosial dibangun atas 2 pilar :
- Inisiatif Individu yaitu memberikan ruang potensi bagi masyarakat.
- Tanggung jawab sosial yaitu harus mempunyai tanggung jawab kebersamaan (negara dan masyarakat).
- Prinsip kebebasan individu dimana unit pengambilan keputusan dilaksanakan secara desentralisasi.
- Prinsip persamaan sosial.
- Kebijakan Siklus Bisnis.
- Prinsip menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan didukung oleh fasilitas hukum atau institusi non ekonomi.
- Prinsip refitisasi efesiensi dan produktivitas yaitu mengganti produk yang tidak efisien untuk digunakan kembali.
- Market compromity (kompromi persaingan / adanya persaingan yang sehat).
- Keamanan pekerja.
- Peningkatan partisipasi material.
- Kebijakan kompensasi material.
- Kebijakan subsidi untuk kebutuhan mendasar.
- Kebijakan asuransi sosial untuk orang tua, kaum miskin, dan golongan rentan lainnya.
- Kebijakan yang dapat menstimulasi atau mendorong kesejahteraan keluarga.
SISTEM EKONOMI KAPITALIS
Sistem ekonomi kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber dana yang terbatas. Usaha-usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kecenderungan dalam sistem ekonomi kapitalis, antara lain :
Kecenderungan dalam sistem ekonomi kapitalis, antara lain :
- Kebebasan memiliki harta secara perorangan.
- Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
- Ketimpangan ekonomi.
- Kebebasan
- Meningkatkan produksi suatu negara
- Motif profit (keuntungan)
- Ketidakmerataan
- Timbul ketidakselarasan
- Maksimasi profit
- Materialistis
- Krisis moral
- Mengesampingkan kesejahteraan
SISTEM EKONOMI SOSIAL
Tujuan utama sistem ekonomi sosialis yaitu kebebasan. Tiga aspek kritik Karl Marx terhadap teori sosialis, antara lain :
- Aspek sosiologi, memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas.
- Aspek moral, mewariskan ketidak adlian.
- Aspek ekonomi, pertumbuhan ekonomi akan bias atau cederung terhadap pemilik modal.
- Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedangkan individu-individu hanya fiksi belakang.
- Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap pengawasan.
- Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem ekonomi sosialis.
- Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
- Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesedaran kolektivesme (masyarakat sosial).
- Pola produksi melahirkan kesadaran individualisme.
- Sumber daya ekonomi terkontrol.
- Cenderung memunculkan pemerataan.
- Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum.
- Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan.
- Tidak ada insentive untuk kerja keras.
- Karl Marx tidak menjelaskan mekanisme pengalokasian sumber daya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar