Minggu, 09 Mei 2010

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN


PEMBENTUKAN MODAL DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembentukkan modal merupakan faktor paling penting dan strategis di dalam proses pembangunan ekonomi, bahkan disebut sebagai kunci utama menuju pembangunan ekonomi. Proses ini berjalan melewati tiga tingkatan, yakni : (1) kenaikan volume tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan untuk menabung, (2) keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat dialihkan menjadi sesuatu yang dapat diinvestasikan, dan (3) penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal pada perusahaan.

Kecenderungan menabung di negara terbelakang atau berkembang biasanya rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan tabungan adalah melalui tabungan paksa. Terdapat tiga cara yang dapat ditempuh mengumpulkan tabungan paksa, yakni : pajak, keuangan deficit dan pinjaman dari masyarakat.

Pajak

Pajak (tax) merupakan salah satu metode tabungan paksa yang paling potensial. Pengenaan pajak baru, peningkatan pajak yang ada dan penerapannya secara ketat akan menurunkan pendapatan disposable (pendapatan perorangan yang tersedia untuk dikonsumsi atau diinvestasikan) dan kemudian menurunkan konsumsi domestic. Sedangkan untuk pajak progresif atas pembelanjaan, bunga modal, kekayaan mendadak, rumah mewah dan pendapatan yang tidak dibelanjakan dapat berfungsi sebagai pencegah kemungkinan penggunaan tabungan pada tujuan-tujuan tidak produktif. Metode ini tidak menimbulkan inflasi. Tujuan jalur yang tidak produktif dan mengalihkan ke kantong pemerintah demi pembentukan modal.

Keuangan Defisit

Keuangan defisit adalah suatu instrument penting bagi pembentukkan modal. Dengan menaikan pendapatan dan menurunkan konsumsi nyata, keuangan defisit akan menaikan tabungan masyarakat. Cara ini bersifat inflasioner, sehingga harus ditempuh dalam dosis rendah, kalau tidak kenaikan harga mungkin akan mengakibatkan situasi membelit atau situasi spiral yang merupakan tanda bahaya bagi perekonomian, dimana dengan adanya inflasi, maka malapetaka akan tampil. Jika inflasi tak dapat dikendalikan, maka pada suatu saat akan dapat merusak keseluruhan proses pembangunan.

Pinjaman Dari Masyarakat

Pinjaman dari masyarakat dapat dilakukan dengan cara paksa dan sukarela. Pinjaman masyarakat dengan cara paksa tidak akan berhasil dilakukan di negara-negara terbelakang ataupun negara sedang berkembang yang demokratis. Sedangkan secara sukrela tidak begitu berhasil karena rendahnya potensi menabung, langkanya pasar saham dan uang, serta adanya suku bunga yang cukup tinggi yang mampu menarik para penabung perorangan. Dalam rangka mensukseskan pinjaman dari masyarakat maupun perorangan, sekaligus pembentukkan modal dapat dilakukan berbagai upaya, seperti : pembukaan bank tabungan dan bank komersial, asuransi khususnya yang berkaitan dengan dana pinjaman hari tua atau program jaminan sosial lainnya bagi masyarakat, serta berbagai jenis surat berharga lainnya yang dapat menjadi sarana untuk menanamkan kebiasaan menabung.

Pembuntukkan modal merupakan kunci menuju pembangunan, modal dapat menggantikan peranan buruh dan sumber lainnya. Dengan rasio modal output (capital output ratio) tertentu, pembentukkan modal bisa meningkatkan output yang kemudian memberikan surplus bagi investasi lebih lanjut, dengan demikian akan meningkatkan pula output dan pendapatan.

Masalah yang lebih penting adalah bagaimana dapat menjamin agar investasi dapat disalurkan kejalur yang lebih produktif. Memang secara teoritik, pembentukan modal (investasi) merupakan suatu faktor produksi yang dapat diproduksikan. Hal ini mengandung makna bahwa apabila modal dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, maka akan dapat menambah hasil (output) yang lebih banyak lagi.



PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan yang menyebabkan bertambahnya penduduk di suatu wilayah (Negara, daerah kecamatan, desa dan sebagainya).

Berdasarkan kajian empiris, pertambahan penduduk di suatu wilayah disebabkan oleh :

  • Didominasi angka fertilitas (kelahiran).
  • Mortalitas (angka kematian) lebih kecil dari fertilitas.
  • Banyaknya migran yang masuk dari pada yang keluar.
  • Jika fertilitas sama dengan mortalitas, maka terdapat angka migrasi neto yang positif.

Menurut Bakong Suyatno (2006), pertumbuhan penduduk dapat terjadi apabila:

  • Fertilitas lebih tinggi dari pada mortalitas.
  • Mortalitas lebih rendah dari fertilitas, meskipun terdapat migrasi neto positif.
  • Tidak ada migrasi neto.
  • Ada migrasi neto negatif, tetapi tidak cukup besar untuk mengimbangi kelebihan fertilitas.
  • Mortalitas sama dengan fertilitas, namun migran neto positif.

Selanjutnya Ia mengatakan bahwa penurunan jumlah penduduk dapat terjadi apabila :

  • Mortalitas lebih tinggi daripada fertilitas.
  • Tidak ada migrasi neto.
  • Bila migrasi neto positif, tidak dapat menutup kekurangan penduduk akibat mortalitas yang lebih tinggi.
  • Mortalitas lebih rendah daripada fertilitas dan migran neto negatif cukup besar untuk menghapus tambahan penduduk yang disebabkan oleh keseimbangan dari elemen-elemen vital.
  • Mortalitas dan fertilitas sama, namun migran neto adalah negetif.

Dalam teori kependudukan, terdapat komunitas atau kelompok penduduk yang dikategorikan sebagai penduduk produktif dan non produktif. Kelompok penduduk produktif dimaksudkan sebagai kelompok yang dapat menghasilkan barang dan jasa untuk keperluan hidup. Seballiknya yang dimaksudkan dengan kelompok non produktif adalah kelompok yang tak menghasilkan barang dan jasa.

Penduduk Sebagai Modal Pembangunan

Penduduk sebagai modal pembangunan adalah kelompok atau masyarakat yang mempunyai kontribusi terhadap pembangunan, baik dalam skala nasional, regional maupun lokal. Kaitannya dengan uraian diatas, maka unsur-unsur yang termasuk dalam kategori penduduk sebagai modal pembangunan adalah manusia (penduduk) yang produktif, manusia pekerja dan manusia bermoral (etis).

Setiap aktivitas menunjukkan dampak positif terhadap kegiatan pembangunan. Sebagai contoh dari segi ekonomi bahwa setiap aktivitas dapat membawa keuntungan (peningkatan output) bagi kepentingan pembangunan.

Penduduk Sebagai Beban Pembangunan

Seperti diungkapkan di atas, bahwa penduduk sebagai modal pembangunan adalah kelompok atau masyarakat yang mempunyai kontribusi terhadap pembangunan, baik dalam skala nasional, regional maupun lokal.

Sebaliknya apabila penduduk yang tidak produktif, tidak bekerja (pengangguran) dan tidak bermoral, maka kategori penduduk tersebut diistilahkan sebagai beban pembangunan.

Pengangguran merupakan indikator yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi, dikarenakan yang dikategorikan pengangguran dapat bermakna, disamping ia tidak menghasilkan barang dan jasa, juga dapat menguras hasil yang diperoleh pekerja. Di samping itu, perilaku pengangguran dalam masyarakat sering menciptakan ketidakstabilan (kekacuan).

Pertumbuhan penduduk yang terjadi dapat berdampak positif dan negatif terhadap pembangunan ekonomi tergantung dari produktif dan non produktif suatu penduduk. Jika semakin besar pertumbuhan penduduk dan diikuti dengan non produktif maka akan memperlampat pembangunan ekonomi suatu Negara. Begitu juga sebaliknya jika pertumbuhan penduduk diiringi dengan penduduk yang produktif maka akan membantu dalam pembangunan ekonomi.



TEORI PERTUMBUHAN SEIMBANG

Pada teori pembangunan berimbang (balanced development theory) yang sering juga disebut dengan The Big Push Theory, semua sektor baik sektor pertanian, pertambangan dan galian industri, kontruksi ataupun sektor jasa dan lain-lain, secara keseluruhan dibangun dalam suatu tahap.

Tujuan akhir dari pada teori ini adalah untuk dapatnya menciptakan suatu lompatan dari kondisi keseimbangan tertentu dibidang perekonomian kearah keadaan keseimbangan lain di bidang perekonomian pada tingkat yang jauh lebih tinggi.

Dalam kenyataannya teori ini hanya sesaui untuk negara-negara yang telah maju, misalnya saja untuk mengatasi masalah stagnasi dalam perekonomian pada suatu saat tertentu. Teori pembangunan sektoral secara berimbang ini banyak mengandung kelemahan antara lain :

  • Dalam pembangunan berimbang diperlukan suatu lembaga perencanaan sentral yang cukup kuat dan tangguh. Dapat dibayangkan mampukah seorang ataupun sekelompok perencana mengambil suatu keputusan yang tepat dalam masalah yang kompleks dan serba heterogen dalam proses perekonomian tersebut.
  • Dalam melaksanakan program pembangunan berimbang tersebut perlu suatu jumlah permodalan baik yang berupa kapital, tenaga, innovator, entrepreneur, managerial maupun kelembagaan yang cukup banyak dan kuat. Dalam kenyataannya berbagai faktor tersebut di atas adalah khususnya di negara-negara yang sedang berkembang.
  • Keberhasilan teori ini baik di USA ternyata telah memakan waktu lebih dari setengah abad.



TEORI PERTUMBUHAN TIDAK SEIMBANG

Sebaliknya dalam teori pembangunan tidak berimbang (unbalanced development theory), investasi penggunaannya dikosentrasikan pada suatu atau beberapa sektor perekonomian mengingat akan terbatasnya dana serta faktor produksi. Investasi tersebut pada umumnya akan ditunjukkan pada sektor yang bersifat intensif dalam penggunaan tenaga kerja serta relatif kecil akan kebutuhan modal.

Disamping itu tipe pembangunan macam ini lebih mengutamakan pada asas efek complementaitas yang tinggi dalam proses aktivitas perekonomian. Namun demikian untuk memilih satu atau beberapa sektor pendobrak dari keterbelakangan ini tidak mudah. Untuk ini diperlukan kecermatan serta tingkat kecerdasan dan tingkat intuisi yang cukup peka terhadap medan sektoral yang akan dibangun.

Keuntungan bagi pembangunan tak berimbang ini antara lain, yaitu :

  • Investasi yang diperlukan jumlahnya tidak sedemikian besar seperti bila dibandingkan dengan kebutuhan investasi pada pembangunan berimbang.
  • Keperluan akan tenaga perencana pelaksana dan pengawasan pembangunan serta penambahan lembaga pengelola administrative pembangunan tidak sebanyak serta sekompleks seperti pada pembangunan berimbang, sehingga keputusan dapat diambil secara cepat dan mendekati ketepatan.
  • Pembangunan tidak berimbang dapat direncanakan dengan system disentralisasi yang lebih luas.
  • Dapat dimanfaatkan oleh negara yang sedang berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar