Kamis, 20 Mei 2010

PENGANGGURAN

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh, ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai penganggur.

Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dapat dibedakan kepada tiga jenis, antara lain :

  1. Pengangguran Konjungtur
  2. Pengangguran Struktural
  3. Pengangguran normal atau Pengangguran Friksional

Ketiga jenis pengangguran tersebut dapat dikelompokkan sebagai Pengangguran Terbuka, yaitu dalam periode di mana tenaga kerja menganggur mereka tidak melakukan sesuatupun pekerjaan. Disamping itu di negara-negera berkembang biasa dapat didapati beberapa bentuk pengangguran lain, yaitu :

  1. Pengangguran Tersembunyi
  2. Pengangguran Bermusim
  3. dan Setengah Menganggur
Pengangguran Konjungtur (cyclical unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksinya. Dalam pelaksanaannya hal itu berarti jam kerja dikurangi, sebahagian mesin memproduksi tidak digunakan dan sebahagian tenaga kerja diberhentikan. Dengan demikian kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran.

Pengangguran Struktural, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi selalu diikuti oleh perubahan struktur dan corak kegiatan ekonomi. Perkembangan perekonomian dalam jangka panjang, misalnya akan meningkatkan peranan sektor industri pengolahan dan mengurangi kegiatan pertambangan dan pertanian. Juga industri-industri rumahtangga dan industri kecil-kecilan akan mengalami kemunduran dan digantikan oleh kegiatan industri yang menghasilkan barang yang sama tetapi menggunakan peralatan yang lebih canggih. Perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi dapat menimbulkan masalah pengangguran yang dinamakan Pengangguran Struktural.

Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural :

  1. Sebagai akibat dari kemerosotan permintaan
  2. Sebagai akibat dari semakin canggihnya teknik memproduksi

Faktor yang kedua memungkinkan sesuatu perusahaan menaikkan produksi dan pada waktu yang sama mengurangi pekerja. Pengangguran yang diakibatkan oleh kemajuan teknik memproduksi dinamakan Pengangguran Teknologi.

Salah satu contoh dari pengangguran struktural yang diakibatkan oleh kemerosotan permintaan adalah pengangguran yang berlaku di kalangan tukang jahit dan tukang sepatu tradisional sebagai akibat perkembangan industri garmen dan sepatu modern.

Pengangguran Normal, apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus menerus mengalami perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu apabila pengangguran tidak melebihi dari 4 persen. Pengangguran yang berlaku dinamakan Pengangguran Normal. Segolongan ahli ekonomi menggunakan istilah Pengangguran friksional (frictional unemployment) atau Pengangguran Mencari (search unemployment) sebagai ganti istilah pengangguran normal.

Pengangguran normal bukanlah wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan. Ia berlaku sebagai akibat dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik.

Akibat-Akibat Buruk Pengangguran

Kebanyakan ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa pengangguran struktural dan pengangguran normal bukanlah merupakan masalah pengangguran yang perlu dirisaukan. Mereka menganggap pengangguran tersebut timbul sebagai akibat dari berlakunya pertumbuhan ekonomi. Pengangguran normal terutama wujud sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang teguh yang mampu meminimumkan tingkat pengangguran dalam perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang cepat mengakibatkan pula perombakan dalam struktur kegiatan ekonomi dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian pengangguran normal dan struktural merupakan pengangguran yang tidak dapat dielakkan.

Pengangguran yang lebih serius masalahnya dan yang menimbulkan berbagai akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat adalah Pengangguran Konjungtur. Pertumbuhan ekonomi yang lambat , yang diselang-seling dengan kemunduran ekonomi (resesi) akan menambah jumlah dan persentasi pengangguran. Keadaan kekurangan kesempatan kerja dan kelesuan kegiatan produksi dan perdagangan akan lebih nyata kelihatan. Pengangguran konjungtor yang serius akan menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk tujuan analisis, akibat buruk dari pengangguran akan dibedakan kepada dua aspek :

  1. Akibat buruk ke atas perekonomian
  2. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat

Akibat Buruk Ke Atas Kegiatan Perekonomian

Setiap negara selalu akan berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari memperlihatkan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran. Akibat-akibat buruk tersebut dapat dibedakan secara berikut :

  1. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak mamaksimumkan tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
  2. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
  3. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.

Akibat Buruk Ke Atas Individu dan Masyarakat

Pengagguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial dalam masyarakat. Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh pengangguran adalah :

  1. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan.
  2. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan ketrampilan.
  3. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Pengangguran Di Negara-Negara Berkembang

Jenis-jenis pengangguran yang telah diterangkan sebelum ini (pengangguran konjungtur, struktural dan normal) adalah pengangguran sepenuh waktu, yaitu para penganggur sama sekali tidak melakukan kerja-kerja yang bersifat mencari nafkah pada waktu mereka tergolong sebagai penganggur. Dengan demikian orang dengan nyata dapat melihat bahwa mereka benar-benar tidak melakukan sesuatu kerja dan dalam keadaan menganggur. Penganggur seperti itu dinamakan Pengangguran Terbuka.

Didalam suatu perekonomian dapat berlaku keadaan di mana segolongan pekerja melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapatan tetapi pekerjaan itu :

  • Tidak menambah tingkat produksi yang dicapai.
  • Dilakukan di dalam waktu yang singkat sehingga jam kerja mereka adalah jauh lebih sedikit dari jam kerja yang semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.
Apabila corak pekerjaan yang dilakukan oleh segolongan tenaga kerja dalam perekonomian itu mempunyai salah satu sifat diatas, maka mereka dapat dipandang juga sebagai penganggur. Pengangguran yang termasuk dalam golongan ini adalah sebagai berikut :
  1. Pengangguran Tersembunyi
  2. Pengangguran Musiman
  3. Setengah Penganggur.

Pengangguran Tersembunyi, apabila dalam sesuatu kegiatan perekonomian jumlah tenaga kerja sangat berlebihan pengangguran bersembunyi atau pengangguran tak kentara dapat berlaku.

Pengangguran Musiman, bentuk pengangguran lain yang sering kali wujud di sektor pertanian di negara-negara berkembang adalah pengangguran musiman. Yang dimaksudkan dengan pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun.

Setengah Menganggur, kelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang, yang disertai oleh pertambahan penduduknya yang cepat dari tahun ke tahun, telah menimbulakn percepatan dalam proses urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar